Inggris secara resmi telah mengakui mulai membangun senjata cyber ofensif. Jadi selain dari senjata tradisional, seorang tentara Inggris akan segera dipersenjatai dengan peralatan virus untuk digunakan dalam kasus ancaman cyber. Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian, pasukan bersenjata menteri Nick Harvey mengatakan bahwa "aksi di dunia maya akan menjadi bagian dari medan perang masa depan", dan bahwa ia sekarang menganggap senjata cyber sebagai "sebuah bagian integral dari gudang senjata negara itu". Dia menambahkan bahwa konsekuensi dari serangan, terencana dengan baik dilaksanakan terhadap infrastruktur digital kita bisa menjadi bencana besar. Yelena Balayeva merlanjutkan.
Untuk pertama kalinya di London mengakui bahwa telah mengembangkan sebuah program, tujuan yang tidak hanya untuk mengusir serangan hacker tapi untuk melancarkan serangan di dunia maya juga. Ini akan sampai dengan Perdana Menteri untuk memutuskan apakah menggunakan atau tidak senjata cyber. The Guardian mengatakan bahwa the Cabinet Office and the Cyber Security Operations Centre at GCHQ telah memimpin dalam masalah ini, dengan beberapa partisipasi di sisi Departemen Pertahanan. Kelompok pertahanan-operasi-cyber yang dipimpin oleh Jenderal Jonathan Shaw dari Resimen Parasut.
Mengomentari masalah ini, media Inggris mengingatkan penonton serangan virus Stuxnet tahun lalu mengenai program nuklir Iran di Natanz Teheran kemudian menyalahkan Israel dan Amerika gugus tugas khusus atas serangan itu. Inggris membantah keterlibatannya dalam kejadian tersebut, mengatakan itu ketakutan menghadapi serangan serupa juga.
Berbicara dalam Konferensi Keamanan Munich pada bulan Februari ini, Menteri Luar Negeri Inggris mengumumkan bahwa London mengalami serupa serangan cyber tetapi tidak menjelaskan di mana objek telah terpengaruh. Namun, ia kemudian menambahkan bahwa London mencurigai Cina. Tahun lalu pemerintah Inggris bernama keselamatan cyber antara prioritas dan berkata 1000000000 $ akan dihabiskan di persenjataan cyber. Pengumuman itu terjadi dua minggu setelah AS telah meluncurkan strategi nasional mereka untuk mengamankan ruang cyber.
Tidak cukup lama Telgraph merilis hasil survei yang dilakukan oleh perusahaan keamanan McAfee web AS yang mengatakan bahwa ras senjata internasional telah pindah online. Survei ini dilakukan menyusul serangan hacker di Gedung Putih dan US Department of Homeland Securtiy pada tahun 2009. Laporan mengklaim bahwa perusahaan terkemuka di dunia keamanan web mengakui bahwa sekarang lima negara - Rusia, Amerika Serikat, Perancis, Israel dan Cina, memiliki program senjata cyber, cyber perlombaan senjata global menjadi nyata.
Para ahli mengatakan peringatan harus diambil serius sebagai infrastruktur negara maju paling tersambung ke Internet dan dengan demikian rentan terhadap hacker.
No comments:
Post a Comment